haiiii
first posting in this blog nih hehehe, disini sih cuma mau
sharing-sharing aja tentang dunia perfilman indonesia kan akhir-akhir
ini banyak tuh film-film yang bagus dan nilai moralnya tinggi juga cuma
mau sharing aja beberapa film yang bagus dan pantes ditonton sama remaja
seumuruan kita.
yang pertama itu ada film 5cm, flim ini sih emang bagus tapi ada beberapa hal juga yg gamasuk ke logis dan ceritanya lompat-lompat bikin ga ngerti. disini mau jelasin gimana ceritanya itu jadi aneh padahal di novel yg udah saya baca ceritanya lebih jelas dan lebih menarik daripada filmnya
happy reading guuyssss :):):)
REVIEW - 5 Cm
Novel best seller karya Donny Dhirgantoro berjudul 5cm diadaptasi ke
sebuah motion picture oleh seorang sutradara ternama Indonesia yaitu
Rizal Mantovani. Dengan penuh euphoria dari orang-orang yang menantikan
film ini. Bagaimana dengan hasil yang diberikan? Apakah bisa memberikan
sebuah adaptasi novel yang bagus? atau hanya sekedar film yang biasa
saja?
Menceritakan tentang 5 orang sahabat bernama Zafran
(Herjunot Ali), Genta (Fedi Nuril), Riani (Raline Shah), Ian (Igor
Saykoji) dan Arial (Denny Sumargo). Mereka sudah berteman selama 10
tahun. Suatu saat, Genta berpikir untuk menjalani break terhadap
persahabatan mereka yang sudah genap berumur satu dekade. Mereka semua
dilarang untuk berhubungan satu sama lain seperti menelpon, berbicara,
ataupun sms. Genta akan menghubungi mereka saat pas tanggal 14 Agustus
untuk melakukan sebuah petualangan. Tetapi, tak ada satupun dari mereka
tahu mereka akan pergi kemana. Pas tanggal 14 Agustus, mereka berlima
ditambah dengan adik Arial yaitu Dinda (Pevita Pearce) bertemu di
Stasiun untuk melakukan perjalanan ke Malang untuk mendaki ke puncak
gunung Semeru.
Terkesan terlambat memang untuk menyaksikan film ini. Setelah berbagai
rasa penasaran akhirnya berkumpul jadi satu. Dengan omongan sana-sini
yang bilang bahwa film ini bagus, terutama teman-teman saya yang
membicarakan tentang film ini dengan berbagai pujian. Akhirnya saya
memutuskan untuk menonton film ini. Tak ada kata terlambat. Sebelum film
ini tenggelam, saya pun menontonnya. Lalu? Apakah benar-benar bagus
seperti yang dibicarakan oleh banyak orang? Saya berani katakan film ini
Over Rated. Mereka terlalu melebih-lebihkan film ini. Awal paruh film
ini dengan introducing character yang saya katakan cukup menarik karena
penuh dengan gaya penceritaan anak muda zaman sekarang sepertinya akan
menawarkan sebuah premis cerita yang menjanjikan. Paruh awal film ini
masih memberikan sebuah cerita dengan ritme penceritaan yang setidaknya
cukup tertata dengan baik. Setelah adegan di taman, Film ini sudah mulai
berantakan. Saya benar-benar mulai merasakan seperti adanya adegan yang
lompat-lompat. Tak bisa memberikan sebuah penceritaan yang konsisten.
Cerita yang cheesy tentang sebuah persahabatan tak bisa dikembangkan dan
dikemas secara apik serta tak bisa memberikan sebuah nilai cerita yang
berbeda terhadap film ini. Lalu, apa yang berbeda dengan 5cm dengan
film-film persahabatan lainnya? Saya kira belum ada. Cerita yang cliche,
cheesy, dibalut dengan berbagai dialog yang over puitis disini semakin
membuat saya memicingkan mata serta ragu dengan kualitas film ini.
Dialog over puitis yang membuat saya semakin tidak betah dengan film
ini. Seharusnya dialog puitis itu sebenarnya biasa saja. Tetapi,
penempatan serta pembawaan dari para ensemble cast yang over dramatic
hasilnya adalah sebuah dialog yang sangat risih untuk didengarkan. Jika
anda pernah melihat film Indonesia berjudul "Brokenhearts", dialog
pujangga cinta nan puitis yang sering dilontarkan oleh cast
"Brokenhearts" membuatnya terdengar flamboyan dan berlebihan. Begitu
pula dengan 5 cm, Dialog tentang persahabatan dan nasionalisme yang over
membuatnya terdengar berlebihan.
Saya masih ingat dengan dialog cheesy yang dilontarkan oleh pemainnya
saat di dalam kereta yaitu saat Zafran bilang "Ian sidang skripsi, Ian
mau lulus" lalu Dinda menyahut dengan bilang "Abis ini Sarjana dong" itu
seperti sedang memberikan sebuah pernyataan kepada Anak SMA bahwa satu
tambah satu adalah dua. Ayolah, Donny Dhirgantoro selaku penulis
skenario buatlah dialog yang sedikit smart. Berbeda dengan Habibie &
Ainun yang memberikan nilai Nasionalisme di filmnya dengan elegan, 5 Cm
justru terlalu overexposed saat menjelaskan sebuah nilai moral tentang
Nasionalisme di dalam filmnya. Tetap dengan Dialognya yang over puitis.
Sekali dua kali mungkin dialog itu terasa biasa saja. Tetapi, mereka
melakukannya berulang-ulang membuat saya semakin memicingkan mata. Hal
yang menganggu dari segi teknis adalah Sound Mixing dan Editing yang
kurang bagus. Alhasil jika anda jeli saat menonton film ini, kita akan
merasakan para aktor dan aktris di film ini seolah-olah lipsync. Karena
terkadang suara mereka mendahului gesture bibir mereka. Bersyukurlah
karena tatanan Sinematografi yang epik saat men-shoot sudut-sudut Gunung
Mahameru, Puncaknya, Danau Ranukumbolo nya, yang begitu memanjakan
mata. Samudra di atas awan yang benar-benar ter-shoot dengan bagus
berhasil membuat saya betah di kursi dan menyelamatkan keseluruhan film
ini. Lalu, Scene akhir dimana mereka mulai mendaki dan batu-batu runtuh
sinematografi mereka benar-benar memanjakan mata dan itulah best scene
disini sebelum menuju penyelesaian yang juga diakhiri dengan penyakit
dialog over puitisnya ini. Joke-joke disini mungkin saat awal-awal masih
terasa lucu. Lama kelamaan, mereka menggunakan formula yang sama untuk
membuat suatu joke. hasilnya dijamin garing meski masih ada beberapa
yang menimbulkan tawa. Departemen akting dari mereka berlima juga belum
dikatakan total. Masih bisa terlihat dengan jelas, pengucapan-pengucapan
dialog yang masih terasa canggung, serta beberapa ekspresi datar yang
mereka berikan. Lalu, Soundtrack yang mungkin sedikit berisik dan hanya
lagu berjudul "Di Atas Awan" milik nidji yang ear-catching. Rizal
Mantovani sepertinya hilang keemasannya. Biasanya film yang dihasilkan
olehnya adalah film yang bagus.
Overall, 5 Cm adalah sebuah drama persahabatan yang over rated. Cheesy,
overdramatic dialog, serta kurangnya pengembangan cerita sangat
bermasalah di film ini. Beruntung diselamatkan oleh Sinematografi
Mahameru yang Maha Indah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar